a.)Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh:
Andika Pratama adalah bintang film, dan ia berwajah tamapan.
Raffi Ahmad adalah bintang film, dan ia berwajah tampan.
Generalisasi: Semua bintang film
berwajah tampan. Pernyataan “semua bintang film berwajah tampan” hanya
memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki
kebenarannya.
Contoh kesalahannya: Sapri juga bintang iklan, tetapi tidak berwajah tampan.
Macam-macam generalisasi :
1. Generalisasi sempurna: Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
2. Generalisasi tidak sempurna:
Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang
diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon.
Prosedur pengujian generalisasi
tidak sempurna. Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan
kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
b.) Analogi
Analogi dalam ilmu bahasa adalah
persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang
lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam
analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.
Analogi dilakukan karena antara
sesuatu yang diabandingkan dengan pembandingnya memiliki kesamaan fungsi
atau peran. Melalui analogi, seseorang dapat menerangkan sesuatu yang
abstrak atau rumit secara konkrit dan lebih mudah dicerna. Analogi yang
dimaksud adalah anlogi induktif atau analogi logis.
Contoh analogi :
Untuk menjadi seorang pemain bola
yang professional atau berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan
ulet. Begitu juga dengan seorang doktor untuk dapat menjadi doktor yang
professional dibutuhkan pembelajaran atau penelitian yang rajin yang
rajin dan ulet. Oleh karena itu untuk menjadi seorang pemain bola maupun
seorang doktor diperlukan latihan atau pembelajaran.
Jenis-jenis Analogi:
1. Analogi induktif :
Analogi induktif, yaitu analogi
yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian
ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga
pada fenomena kedua. Analogi
induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat
suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang
terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh analogi induktif :
Tim Uber Indonesia mampu masuk
babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim Thomas Indonesia akan
masuk babak final jika berlatih setiap hari.
2. Analogi deklaratif :
Analogi deklaratif merupakan
metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau
masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara
ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat
diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau
kita percayai.
contoh analogi deklaratif :
deklaratif untuk penyelenggaraan
negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga
negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar
diperlukan sinergitas antara akal dan hati.
c) Hubungan kausal
penalaran yang diperoleh dari
gejala-gejala yang saling berhubungan. Hubungan kausal (kausalitas)
merupakan perinsip sebab-akibat yang sudah pasti antara segala kejadian,
serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta
kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal
lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu
dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal
merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan
tidak diliputi keraguan apapun.
Macam hubungan kausal :
1. Sebab- akibat.
Contoh: Penebangan liar dihutan mengakibatkan tanah longsor.
2. Akibat – Sebab.
Contoh: Andri juara kelas disebabkan dia rajin belajar dengan baik.
3. Akibat – Akibat.
Contoh:Toni melihat kecelakaan dijalanraya, sehingga Toni beranggapan adanya korban kecelakaan.
d.) Hipotesa dan Teori
Hipotese (hypo“di bawah“,
tithenai“menempatkan“) adalah semacam teori atau kesimpulan yang
diterima sementara waktu untuk menerangkan fakta-fakta tertentu sebagai
penentu dalam peneliti fakta-fakta tertentu sebagai penuntun dalam
meneliti fakta-fakta lain secara lebih lanjut. Sebaliknya teori
sebenarnya merupakan hipotese yang secara relatif lebih kuat sifatnya
bila dibandingkan dengan hipotese.
Contoh :
Tanzi & Davoodi (1998)
membuktikan bahwa dampak korupsi pada pertumbuhan ekonomi dapat
dijelaskan melalui empat hipotesis (semua dalam kondisi ceteris paribus)
:
Hipotesis pertama: tingginya
tingkat korupsi memiliki hubungan dengan tingginya investasi publik.
Politisi yang korup akan meningkatkan anggaran untuk investasi publik.
Sayangnya mereka melakukan itu bukan untuk memenuhi kepentingan publik,
melainkan demi mencari kesempatan mengambil keuntungan dari
proyek-proyek investasi tersebut. Oleh karena itu, walau dapat
meningkatkan investasi publik, korupsi akan menurunkan produktivitas
investasi publik tersebut. Dengan jalan ini korupsi dapat menurunkan
pertumbuhan ekonomi.
Hipotesis kedua: tingginya
tingkat korupsi berhubungan dengan rendahnya penerimaan negara. Hal ini
terjadi bila korupsi berkontribusi pada penggelapan pajak, pembebasan
pajak yang tidak sesuai aturan yang berlaku, dan lemahnya administrasi
pajak. Akibatnya adalah penerimaan negara menjadi rendah dan pertumbuhan
ekonomi menjadi terhambat.
Hipotesis ketiga: tingginya
tingkat korupsi berhubungan dengan rendahnya pengeluaran pemerintah
untuk operasional dan maintenance. Seperti yang diuraikan pada hipotesis
pertama, politisi yang korup akan memperjuangkan proyek-proyek
investasi publik yang baru. Namun, karena yang diperjuangkan hanya
proyek-proyek yang baru (demi mendapat kesempatan mencari keuntungan
demi kepentingan pribadi) maka proyek-proyek lama yang sudah berjalan
menjadi terbengkalai. Sebagai akibatnya pertumbuhan ekonomi menjadi
terhambat.
Hipotesis keempat: tingginya
tingkat korupsi berhubungan dengan kualitas investasi publik. Masih
seperti yang terdapat dalam hipotesis pertama, bahwa dengan adanya niat
politisi untuk korupsi maka investasi publik akan meningkat, namun perlu
digarisbawahi bahwa yang meningkat adalah kuantitasnya, bukan kualitas.
Politisi yang korup hanya peduli pada apa-apa yang mudah dilihat, bahwa
telah berdiri proyek-proyek publik yang baru, akan tetapi bukan pada
kualitasnya. Sebagai contoh adalah pada proyek pembangunan jalan yang
dana pembangunannya telah dikorupsi. Jalan-jalan tersebut akan dibangun
secara tidak memenuhi persyaratan jalan yang baik. Infrastruktur yang
buruk akan menurunkan produktivitas yang berakibat pada rendahnya
pertumbuhan ekonomi .
Sumber : http://apikgoregrind.blogspot.com/2014/03/pengertian-penalaran-induktif.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar